Thursday, March 24, 2016

Perbedaan Efektif dan Efisien Dalam Produksi

Perbedaan Efektif dengan Efisien Dalam Perancangan Produksi
Kata Efektif merupakan pencapaian tujuan secara tepat, atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari beberapa serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektif juga bisa diartikan sebagai pengikuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan, atau ukuran tingkat pemenuhan outuput suatu tujuan dari proses, semakin tinggi pencapaian target maka semakin efektif tujuan proses yang dikerjakan.
Bidang perancangan dan pengendalian produksi kata efektif bisa sebagai suatu tindakan dimana kita dapat menghasilkan output atau produk dengan outcome terbaik, sebagaimana output tersebut harus bermanfaat bagi kita maupun orang lain. Sebagai contoh: dalam penjualan atau memproduksi roti, sebagai perusahaan roti harus mempunyai cita rasa yang tinggi dan bervarian dengan kadar gizi yang baik, sehingga dapat dijual dan dikonsumsi oleh masyarakat luas, dan mempunyai manfaat besar bagi konsumen yang membelinya.
Sedangkan Kata Efisien merupakan ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu proses, semakin sedikit sumber daya maka proses tersebut semakin efisien. Bisa dikatakan efisien dengan ditandai oleh perbaikan proses sehingga lebih murah dan cepat. Dengan kata lain efisien adalah sumber daya yang minimum untuk pencapaian hasil yang optimum, bila tujuan yang benar sudah ditentukan maka kita harus berusaha mencari cara yang lebih baik untuk sebuah pencapaian tujuan tersebut.
Memproduksi sebuah barang atau produk haruslah efisien dimana suatu tindakan dapat menghasilkan output terbaik dengan input seminimal mungkin, yang dimaksud input seminimal mungkin adalah harga bahan produksi yang dibutuhkan haruslah murah dan menjamin kualitasnya, hingga mencapai produk jadi atau output terbaik dan harus memikirkan tentang bagaimana caranya untuk menghasilkan output dengan kualitas terbaik dengan input yang digunakan adalah sesuai takaran atau minimum.
Maka dari itu didalam perancangan produksi dalam sebuah perusahaan haruslah efektif dan efisien, dimana keduanya saling berkaitan satu sama lain, perusahaan perlu secara cermat dan terampil mempelajari kondisi lingkungan, maka program, kebijakan dan strategi pengembangan sangatlah tergantung pada kondisi ekonomi, teknologi dan lingkungan social. Perusahaan juga harus mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang kekuatan pasar dan kebijakan-kebijakan dari pemerintah, kondisi ekonomi nasional dan factor lainnya yang mempunyai pengaruh penting pada efektivitas perusahaan.

Monday, March 14, 2016

PENGERTIAN MAKE TO STOCK, MAKE TO ORDER DAN ASSEMBLY TO ORDER

1.                   Make to Stock (MTS)
Pada strategi MTS, persediaan dibuat dalam bentuk produk akhir yang siap dipak. Siklus dimulai ketika perusahaan menentukan produk, kemudian menentukan kebutuhan bahan baku, dan membuatnya untuk disimpan. Konsumen akan memesan produk jika harga dan spesifikasi produk sesuai dengan kebutuhannya. Operasi difokuskan pada kebutuhan pemenuhan tingkat persediaan dan order yang tidak diidentifikasi pada proses produksi. Sistem produksi mengembangkan tingkat persediaan yang didasarkan pada order yang akan datang, bukan pada order sekarang. Pada strategi ini, resiko persediaan lebih besar. Contoh produk: makanan, minuman, mainan, dan lain-lain.

2.                  Assemble to Order (ATO)
Strategi ATO, semua subassembly masuk pada persediaan. Ketika order suatu produk datang, perusahaan dapat dengan cepat merakit komponen menjadi produk jadi. Strategi ini digunakan oleh perusahaan yang mempunyai produk modular, yang dapat dirakit menjadi beberapa produk akhir. Strategi ini mempunyai ’moderate risk’ terhadap investasi persediaan. Operasi lebih difokuskan pada modul atau part. Contoh produk: automobile, elektronik, komputer komersil, restoran fast food yang menyediakan beberapa paket makanan, dan lain-lain.

3.                  Make to Order (MTO)
Strategi MTO mempunyai persediaan tetapi hanya dalam bentuk desain produk dan beberapa bahan baku standar, sesuai dengan produk yang telah dibuat sebelumnya. Aktivitas proses berdasarkan order konsumen. Aktivitas proses dimulai pada saat konsumen menyerahkan spesifikasi produk yang dibutuhkan dan perusahaan akan membantu konsumen menyiapkan spesifikasi produk, beserta harga dan waktu penyerahan. Apabila telah dicapai kesepakatan, maka perusahaan akan mulai membuat komponen dan merakitnya menjadi produk dan kemudian menyerahkan kepada konsumen. Pada strategi ini, resiko terhadap investasi persediaan kecil, operasionalnya lebih fokus pada keinginan konsumennya. Contoh produk: komponen mesin, komputer untuk riset, dan lain-lain.
4.                  Engineering to Order (ETO)
Dalam ETO, tidak ada persediaan. Produk belum dibuat sebelum ada order. Ketika order datang, perusahaan akan mengembangkan desain produk berserta waktu dan biaya yang diperlukan. Apabila rancangannya disetujui konsumen, maka produk baru dibuat. Strategi ini tidak mempunyai resiko (zero risk) persediaan. Dan cocok untuk produk baru atau unik. Misalnya: Kapal, komputer untuk militer, prototype mesin baru, dan lain-lain. Operasi lebih difokuskan pada spesifikasi order dari konsumen daripada partnya itu sendiri.

Saturday, March 5, 2016

UJI SAMPLE T-TEST MENGGUNAKAN SPSS



MODUL 1
UJI HIPOTESIS SAMPLE T-TEST

1.1.     Tujuan Praktikum
1.Mampu memahami Uji Hipotesis dari parameter rata-rata satu populasi dan dua populasi
2.      Mampu menyelesaikan persoalan Uji Hipotesis rata-rata satu populasi dan dua populasi menggunakan software SPSS

1.2.     Tugas Pratikum
1.      Membuat dan mencari dari sumber terpercaya untuk sejumlah data yang akan diolah kemudian tampilkan dalam bentuk tabel data historis dengan jumlah data minimal sejumlah 30 data.
2.      Melakukan perhitungan Uji Hipotesis Sample t-Test (One Sample t-Test, Paired Sample t-Test, Independent Sample t-Test) dari sejumlah yang telah didapat dengan menggunakan software SPSS.
3.      Melakukan bahasan dari hasil sejumlah hasil olahan yang didapat hingga tentukan kesimpulan keputusan yang didapat.

1.3.     Latar Belakang
Cabang ilmu statistik yang digunakan untuk membuat keputusan adalah uji hipotesis. Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis mengenai parameter populasi (Harlyana, 2011). Dengan menggunakan uji hipotesis, peneliti dapat menguji masalah-masalah yang sedang diteliti.
Salah satu metode untuk menguji hipotesis dalam SPSS adalah menggunakan sample t-Test, dimana metode sample t-Test dibagi menjadi tiga, yaitu pengujian hipotesis rata-rata untuk satu populasi (one sample t-test), pengujian hipotesis rata-rata untuk data berpasangan (paired sample t-Test)dan pengujian hipotesis selisih rata-rata untuk data yang tidak berpasangan (independent sample t-Test). Uji hipotesis t-Test adalah uji hipotesis yang digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata dari sampel yang diambil.
Dari uji hipotesis ini penulis akan menguji tingkat kecepatan membaca pada mahasiswa FTI UII, dimana menurut Soedarso pada tahun 2005 mengatakan bahwa kemampuan membaca cepat merupakan keterampilan memilih isi bacaan  yang harus dibaca sesuai dengan tujuan, yang ada relevansinya dengan pembaca  tanpa membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak diperlukan (Harji Aji Rahmat P, 2010).
Pada penelitian ini penulis menggunakan treatment atau dengan teknik skimming, dimana teknik membaca yang khusus diperlukan dalam membaca cepat dan efektif. Teknik membaca skimming merupakan kegiatan membaca yang lebih menyeluruh dan memerlukan kompetensi yang khusus. Manfaat dari penggunaan teknik Skimming ini yaitu pembaca dapat lebih mudah untuk memahami isi teks dari suatu bacaan dan dapat menghemat waktu karna dalam menggunakan teknik Skimming ini pembaca hanya perlu mencari topik yang mereka cari di dalam daftar isi kemudian melihat sub bab lalu membacanya dengan cepat dengan menggunakan teknik Skimming setelah menemukan topik yang siswa cari siswa dapat menormalkan kembali bacaan agar dapat memahami isi topik tersebut (Komalasari, 2014).
Membca sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang baik dan berperan penting dalam konteks kehidupan manusia, oleh karena itu penulis akan melakukan penelitian kecepatan membaca dan membandingkan membaca sebelum diberi treatment dan sesudah diberi treatment dengan perhitungan Uji Hipotesis Sample t-Test (One Sample t-Test, Paired Sample t-Test, Independent Sample t-Test) dari sejumlah yang telah didapat dengan menggunakan software SPSS.

1.4.     Pengolahan Data
1.4.1.      Deskripsi Kasus
Pengambilan data untuk Uji Hipotesis Sampel t-Test mempunyai kasus, yaitu sebagai berikut:
a)      One Sample t-Test
Pengujian untuk One Sample t-Test yaitu responden diberikan jurnal untuk dibaca secara cepat tanpa diberi treatment khusus. Jumlah responden yang dibutuhkan adalah sebanyak 30 responden. Mereka diminta untuk membaca biasa jurnal tersebut selama 3 menit. Setelah itu dicatat jumlah kata yang terbaca oleh responden tersebut.
b)      Paired Sample t-Test
Data Paired Sample t-Test ini digunakan untuk membandingkan banyaknya kata yang terbaca oleh responden tanpa dan dengan diberi treatment oleh si peneliti. Pada pengumpulan data ini, 30 responden yang tadinya diminta membaca jurnal tanpa menggunakan treatment, kami berikan treatment dan diminta kembali untuk membaca jurnal tersebut. Setelah itu dicatat jumlah kata yang terbaca responden yang diberikan treatment. Waktu yang digunakan sama dengan yaitu 3 menit.
c)      Independent Sample t-Test
Tujuan dari pengambilan data untuk Independent Sample t-Test ini adalah untuk membandingkan rata – rata dari dua kelompok yang berbeda dan diberikan perlakuan yang berbeda. Dalam penelitian ini, 30 responden pada One Sample t-Test yang telah diberikan treatment akan dibandingkan rata – ratanya dengan 30 responden baru yang sama – sama sudah diberikan treatment. Kemudian jumlah kata yang dibaca oleh 30 responden baru ini dihitung. Waktu yang diberikan untuk membaca adalah sama yaitu 3 menit.

1.4.2.      Tabel Data Historis
a)      Data One Sample t-Test
Tabel 1.1 data One Sampel t-Test
No.
Nama
Jumlah kata tanpa treatment
1.
Satria
666
2
Kartiko Sudarsono
746
3
Muhlis
623
4
Nuril Husen
533
5
Faishal Hamidi
746
6
Andi Prasetyo Wibowo
564
7
Said
479
8
Akmal Kurniadi Denna
665
9
Dwi Ariwibowo
521
10
Rafi Pradifta
806
11
Kalingga
568
12
Ade Nashrudin
404
13
Gustiano
565
14
Ary Maulana
474
15
Nana Jusoluhun
562
16
Nadya Asyrofi
679
17
Feni Yuliana
464
18
Fathia Nissa
821
19
Ana Hijriyah
659
20
Endah
580
21
Luthfiah Ulfa Handini
701
22
Ummu Fathiah
670
23
Deffi
821
24
Annisa Arum Melati
578
25
Gina Fairuz
689
26
Syakia
781
27
Vina Amaluna
896
28
Tamara Astri Nirwana
587
29
Rachmawati Aulia
781
30
Khaerunnisa Azuga
665

b)      Data Paired Sample t-Test
Tabel 1.2 Data Paired Sample t-Test
No.
Nama
Jumlah kata tanpa treatment
Jumlah kata dengan diberi  treatment
1
Satria
666
876
2
Kartiko Sudarsono
746
942
3
Muhlis
623
784
4
Nuril Husen
533
697
5
Faishal Hamidi
746
854
6
Andi Prasetyo Wibowo
564
789
7
Said
479
696
8
Akmal Kurniadi Denna
665
901
9
Dwi Ariwibowo
521
685
10
Rafi Pradifta
806
876
11
Kalingga
568
809
12
Ade Nashrudin
404
820
13
Gustiano
565
776
14
Ary Maulana
474
785
15
Nana Jusoluhun
562
835
16
Nadya Asyrofi
679
785
17
Feni Yuliana
464
597
18
Fathia Nissa
821
1045
19
Ana Hijriyah
659
784
20
Endah
580
715
21
Luthfiah Ulfa Handini
701
814
22
Ummu Fathiah
670
866
23
Deffi
821
926
24
Annisa Arum Melati
578
779
25
Gina Fairuz
689
981
26
Syakia
781
897
27
Vina Amaluna
896
976
28
Tamara Astri Nirwana
587
865
29
Rachmawati Aulia
781
983
30
Khaerunnisa Azuga
665
875

c)      Data Independent Sample t-Test
Tabel 1.3 Data Independent Sample t-Test
No.
Nama
Jumlah kata diberi treatment (kelompok A)
No.
Nama
Jumlah kata diberi treatment (kelompok B)
1
Satria
876
16
Nadya Asyrofi
785
2
Kartiko Sudarsono
942
17
Feni Yuliana
597
3
Muhlis
784
18
Fathia Nissa
1045
4
Nuril Husen
697
19
Ana Hijriyah
784
5
Faishal Hamidi
854
20
Endah
715
6
Andi Prasetyo Wibowo
789
21
Luthfiah Ulfa Handini
814
7
Said
696
22
Ummu Fathiah
866
8
Akmal Kurniadi Denna
901
23
Deffi
926
9
Dwi Ariwibowo
685
24
Annisa Arum Melati
779
10
Rafi Pradifta
876
25
Gina Fairuz
981
11
Kalingga
809
26
Syakia
897
12
Ade Nashrudin
820
27
Vina Amaluna
976
13
Gustiano
776
28
Tamara Astri Nirwana
865
14
Ary Maulana
785
29
Rachmawati Aulia
983
15
Nana Jusoluhun
835
30
Khaerunnisa Azuga
875



1.4.3.      Tentukan Ho dan Ha, tingkat probabilitas kesalahan (p), dan kriteria pengujian
a)      One Sample t-Test
·         Ho dan Ha
            Ho = Jumlah kata yang dibaca responden adalah 600
            Ha = Jumlah kata yang dibaca responden bukan 600
·         Tingkat Probabilitas (p)  = 0,05
·         Kriteria Pengujian
Jika signifikansi < 0,05 berarti Ho ditolak
Jika signifikansi > 0,05 berarti Ho diterima
b)      Paired Sample t-Test
·         Ho dan Ha
Ho = Tidak ada perbedaan rata – rata jumlah kata yang dibaca sebelum dan sesudah diberi treatment.
Ha = Ada perbedaan rata – rata jumlah kata yang dibaca sebelum dan sesudah diberi treatment.
·         Tingkat Probabilitas (p)  = 0,05
·         Kriteria Pengujian
Jika signifikansi < 0,05 berarti Ho ditolak
Jika signifikansi > 0,05 berarti Ho diterima
c)      Independent Sample t-Test
·         Ho dan Ha
Ho = Jumlah kata yang dibaca responden adalah 610
Ha = Jumlah kata yang dibaca responden bukan 610
·         Tingkat Probabilitas (p)  = 0,05
·         Kriteria Pengujian
Jika signifikansi < 0,05 berarti Ho ditolak
Jika signifikansi > 0,05 berarti Ho diterima


1.4.4.  Cara Kerja
a)      One Sample t-Test
1.      Klik Variabel View, pada sebelah kiri bawah jendela SPSS.
2.      Masukkan data seperti dibawah ini:
3.      Klik Data View yang ada pada kiri bawah jendela SPPSS, masukkan data jumlah kata tanpa treatment. Seperti dibawah ini:








4.      Pilih analyze -> Descriptive Statistics -> Explore. Seperti dibawah ini:
5.      Pindahkan  Jumlah_kata kedalam kotak Dependent List, dengan mengklik tanda panah ke kanan.
6.      Klik Plots dan kemudian tandai Normality plots with tests. Lalu klik continue.  Seperti dibawah ini:
7.      Pilih Options, lalu continue
8.      Klik Ok, maka akan muncul hasil output seperti dibawah ini:
9.      Pilih Analyze -> Compare Means -> One Sample T-Test seperti dibawah ini:
10.  Pindahkan variabel jumlah kata kedalam kotak Test Variabel, dengan mengklik tanda panah ke kanan. Dan isikan test value yang diinginkan yaitu sebesar 610, yang akan dijadikan perbandingan.
11.  klik Options, lalu pilih continue.
12.  klik Ok, maka akn muncul output SPSS, sebagai berikut ini:
b)      Paired Sample t-Test
1.      Klik Variabel View, pada sebelah kiri bawah jendela SPSS.
2.      Pengisian variabel Jumlah kata tanpa treatment pada kotak Name, diektik dengan nama Jumlah_kata_tanpa_treatmaent, sesuai dengan studi kasunya. Kemudian pengisisan varibel jumlah kata dengan diberikan treatment pada kotak Name dibaris kedua dengan nama Jumlah_kata_dengan_diberikan_treatment.
3.      Mengisi data View, dengan data yang sudah dicari. Lalu uji Normalitas:
Pada data yang akan digunakan klik menu Analyze, lalu submenu Descriptive Statics. Dari serangkaian pilihan yang ada, pilih Explore, lalu akan muncul kotak dialog, pindahkan semua variabel kedalam kotak Dependent List dengan meng-klik tanda panah ke kanan. Seperti pada berikut ini:

4.      Pilih Plots dan tandai Normality plots with tests, lalu klik continue.
5.      Klik Ok, maka akan keluar output dari SPSS seperti berikut ini:
6.      Pengolahan data Paired sample t-Test dengan SPSS:
ü  Pilih menu Analyze -> Compare Means -> Paired-sample T Test



ü  Pindahkan semua varibel kedalam kotak Paired Variabel, klik jumlah_kata_tanpa_treatment lalu klik tanda panah ke kanan dan begitu pula Jumlah_kata_yang_diberikan_treatment, sperti berikut ini:
ü  Pada pilihan Options, jika tidak ada data yang diubah abaikan pengisian. Pada penelitian ini tidak ada data yang diubah. Lalu klik continue.
ü  Kemudian klik Ok, maka akan muncul output SPSS. Sbeagai berikut ini:
c)       Independent Sample t-Test
1.      Pilih Variabel View, pada sebelah kiri bawah SPSS.
2.      Masukkan data, ketik “Jumlah_kata” pada kotak Name pada baris pertama dan Kelompok pada kotak Name pada baris kedua. seperti dibawah ini:
3.      Pada kolom Value di baris kedua, isi seperti dibawah ini:
4.      Klik Data View, isi data dengan telah diketahui. Untuk kolom kelompok isi menggunakan angka 1 dan 2 sesuai dengan value yang telah dibuat. Isi nilai 1 jika kelompok A dan nilai 2 jika kelompok B.
5.      Pilih menu Analyze -> Descriptive Statistics -> Explore
6.      Pilih “Jumlah_kata” masukan kedalam kotak dependent list dengen meng-klik tanda panah ke kanan. Pilih “kelompok” masukkan kedalam kotak factor list dengan meng-klik tanda panah kekanan.



7.      Pilih Plot, lalu tandai Normality plots with tests, lalu continue.
8.      Klik Ok, maka akan keluar output SPSS.
9.      Pengolahan data Independent Sample t-Test, Pilih menu Analyze -> Compare Means -> Independent Sample T Tests. Seperti dibawah ini:
10.  Klik  “Jumlah_kata” masukkan kedalam kotak Test Variabel dengan meng-klik tanda panah kekanan, dan klik “kelompok” masukkan kedalam kotak Grouping Variable dengan meng-klik tanda panah kekanan.
11.  Pilih Define Groups, isi group 1 dengan angka “1” dan isi group 2 dengan angka “2”. Lalu continue.
12.  Kemudian klik Ok, maka akan muncul Output SPSS.



1.4.5.      Hasil Dan Analisis Output SPSS
a)      One Sample t-Test
·         Uji Normalitas
Uji normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,200 > 0,05. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditentukan, ketika nilai signifikansi yang didapat > 0,05 maka H0 diterima dan data berdistribusi normal.
·         Uji One Sample t-Test
Pada tabel “One Sample Statistics” dapat dilihat, yaitu jumlah kata tanpa treatment dengan nilai rata-rata (mean) 616,133 dari 30 sample data.
      Dari tabel “One Sample Test” juga dapat dilihat nilai dari hitung = 0,288 dan sig.(2-tailed) yang diperoleh sebesar 0,775 yang berarti nilai sig.(2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima, yang berarti tidak ada perbedaan rata – rata jumlah kata yang terbaca.





b)      Paired Sample t-Test
·         Uji Normalitas
Uji normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh dari uji kata tantpa treatment dan uji kata setelah treatment adalah sebesar 0,200 dan 0,200. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditentukan, ketika nilai signifikansi yang didapat > 0,05 maka H0 diterima dan data berdistribusi normal.
·         Uji Paired Sample t_Test
Pada tabel “Paired Sample Statistics” dapat dilihat dari kedua sampel, untuk rata – rata jumlah kata sebelum treatment dan setelah treatment dari masing – masing 616,133 dan842,8 dari 30 sample data.
      Pada tabel “Paired Sample Test” dapat dilihat nilai dari hitung = -13,112 dan sig.(2-tailed) yang diperoleh adalah sebesar 0,000 yang berarti nilai sig.(2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak, yang berarti ada perbedaan rata-rata jumlah kata yang terbaca antara sebelum dan sesudah treatment
c)      Independent Sample t-Test
·         Uji Normalitas
Uji normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh dari uji kata dengan treatment membaca dengan membaca dalam hati pada responden laki – laki menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,200 > 0,05 dan uji kata dengan treatment membaca dengan membaca dalam hati pada responden perempuan juga menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,200 > 0,05, untuk nilai ini keduanya diasumsikan normal. maka H0 diterima dan data berdistribusi normal.
·         Group Statistisc
Pada tabel “Group Statistics” dapat dilihat dari kedua sampel, untuk jumlah rata – rata yang diperoleh dengan treatment membaca dalam hati antara responden laki – laki (kelompok A) adalah 844,9333 dan perempuan (kelompok B) adalah 840,6667 dari 15 data responden laki – laki dan dari 15 responden perempuan. Selain itu, pada table ini juga dapat diketahu inilai standard deviation masing – masing adalah 114,92946 untuk laki-laki dan 90,62376 untuk perempuan, standard error mean dari masing-masing jenis kelamin yang berbeda adalah 29,67466 dan 23,29896.

·         Uji Independent t-Test
Pada tabel “Independent Sample Test” dapat dilihat nilai dari hitung = 0,113 dan juga sig.(2-tailed) yang diperoleh adalah sebesar 0,086 yang berarti nilai sig.(2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima, yang berarti tidak ada perbedaan rata – rata jumlah kata yang dibaca antara kedua kelompok.
1.5.     Kesimpulan
a)      One Sample t-Test
Dari output kedua hasil pengolahan melalui software SPSS diperoleh nilai t hitung SPSS = 0,288 sehingga Ho diterima. Dan juga karena sig.(2-tailed) yang diperoleh adalah sebesar 0,000 yang berarti nilai sig.(2-tailed) > 0,05 maka Ho ditolak.
Oleh karena itu dapat diambil keputusan bahwa dengan tingkat kepercayaan 95%, secara signifikan jumlah kata yang dapat dibaca oleh responden tanpa diberi treatment tidak ada perbedaan dengan apa yang telah ditetapkan oleh penguji.
b)      Paired Sample t_Test
Dari output kedua hasil pengolahan melalui software SPSS diperoleh nilai t hitung SPSS = -13,112 sehingga Ho ditolak. Dan juga karena sig.(2-tailed) yang diperoleh adalah sebesar 0,000 yang berarti nilai sig.(2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak.
Oleh karena itu dapat diambil keputusan bahwa dengan tingkat kepercayaan 95%, secara signifikan jumlah kata yang dapat dibaca oleh responden tanpa diberi treatment dan sesudah diberi treatment memiliki perbedaan.
c)      Independent Sample t-Test
Dari output kedua hasil pengolahan melalui software SPSS diperoleh nilai t hitung SPSS = 0,113 sehingga Ho diterima. Dan juga karena sig.(2-tailed) yang diperoleh adalah sebesar 0,911 yang berarti nilai sig.(2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima.
Oleh karena itu dapat diambil keputusan bahwa dengan tingkat kepercayaan 95%, secara signifikan jumlah kata yang dapat dibaca setelah diberikan treatment antara responden laki – laki dan responden perempuan tidak memiliki perbedaan.

1.6.     Daftar Pustaka
Harji Aji Rahmat P. (2010). PENERAPAN TEKNIK SKIPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 2 NGAWI TAHUN AJARAN 2009 / 2010 ( PENELITIAN TINDAKAN KELAS ). Penerapan Teknik Skipping Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Ngawi Tahun Ajaran 2009/2010.
Harlyana,  ledhyane ika. (2011). Tujuan Instruksional Khusus : Uji Hipotosis, (Mam 4137), 1–12.
Komalasari, H. (2014). MELALUI TEKNIK SKIMMING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD AL-ZAHRA INDONESIA PAMULANG PADA TAHUN PELAJARAN Skripsi Oleh 1435 H / 2014 M MELALUI TEKNIK SKIMMING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD AL-ZAHRA INDONESIA PA. Peingkatan Keterampilan Membaca Cepat Melalui Teknik Skimming Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD AL_ZAHRA PEMULANG Pada Tahun Ajaran 2013/2014.

LAMPIRAN